Sabtu, 26 Desember 2015

Tongkonan Kete Kesu - Toraja Utara





Sekitar 4 kilometer dari Londa, ada Kete Kesu yang begitu eksotis. Kete Kesu adalah suatu desa wisata di kawasan Tana Toraja yang dikenal karena adat dan kehidupan tradisional masyarakatnya. Selain terdapat rumah adat Toraja atau dikenal Tongkonan yang didirikan sejak ratusan tahun yang lalu, desa ini juga memiliki bukit pemakaman yang serupa dengan Londa. Namun, pemakaman di Ketekesu tak hanya khusus untuk keluarga saja.
Terdapat enam Tongkonan di Kete Kesu yang dulunya dipakai oleh nenek moyang mereka untuk tempat tinggal para bangsawan. Awalnya, Tongkonan hanya berada di bukit-bukit saja. Namun, pihak Belanda meminta untuk memindahkannya ke pinggir jalan.


   "Bangunan ini sudah ada sejak 700 tahun lalu. Di zaman itu, ada semacam komunikasi masyarakat Toraja dan Belanda yang dibicarakan sebaiknya Tongkonan dipindahkan di dekatkan dengan jalan umum, agar mudah. Ini awalnya dari atas gunung, rumah adat di sini ada enam," ujar penjaga Kete Kesu.


Di tempat ini, wisatawan akan dengan mudah menyaksikan tumpukan tulang-belulang dan tengkorak manusia yang disimpan dalam sebuah wadah. Wadah penyimpanan tulang-belulang ini menyerupai sampan atau perahu.


Selain tumpukan tulang-belulang, beberapa kuburan ‘megah’ milik para bangsawan dengan desain yang cukup unik juga dapat dijumpai di tempat ini. Puluhan bahkan ratusan hasil kerajinan tangan dan senjata tajam khas masyaraat Toraja juga dijajakan di sekitar lokasi wisata Kete Kesu.
Lokasi wisata yang berjarak sekitar lima kilometer dari pusat Kota Rantepao, beberapa turis asing yang mengaku berasal dari Jerman tengah menikmati suasana pekuburan purbakala yang konon kabarnya tidak terdapat di daerah lain.



Jika beruntung, maka wisatawan juga dapat menyaksikan Pesta Rambu Solo seperti halnya yang dialami puluhan turis asal Jerman tersebut. Saat berkunjung ke Kete Kesu, keluarga besar enam Tongkonan yang berada di Kete Kesu menggelar Pesta Adat Rambu Solo atau Pesta Kematian.
Keenam besar tokokonan yang menggelar Rambu Solo yaitu Tongkonan Bamba, Tongkonan To’ Sendana, Tongkonan Kesu’, Tongkonan Tonga, Tongkonan Rura’ Lompo, dan Tongkonan Borong.
Seperti sudah menjadi tradisi, Pesta Rambu Solo kerap diadakan pada bulan November hingga akhir Desember. Selain turis mancenagara, puluhan wisatawan domestic dan pejabat Pemerintah Provinsi Sulsel yang kebetulan berada di Toraja untuk menghadiri puncak Perayaan Lovely December, juga terlihat asyik menyaksikan pesta adat ‘tertinggi’ masyarakat Toraja tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar